Demi waktu, sungguh manusia itu membuat merugi. Mengabaikan mereka yang berbicara makna hidup dalam Ketuhanan. Karenanya mari kita melakukan karya-karya luhur sukses. Marilah kita saling berbagi ilmu kebenaran dan kesenangan dengan terlandasi kasih sayang, kesabaran dan ketabahan.
Mursyid kita, seperti yang saya, Anda dan kita semua persaksikan, tak banyak waktu buat dirinya sendiri. Sepanjang waktu, kunjung terlihat penuh mutiara dan permata hikmah. Adakah kita menerima pesan kemurnian dan kebahagian dalam setiap kalamnya? Adakah kita membumikan bahasa langit itu dalam praktik hidup kita? Sudahkah kita beranjak naik ke pikiran mursyid?
Mari kita selidiki dengan seksama diri kita! Sudahkah kita menelisik seluruh kegelapan hati ini? Seberapa jauh kita sudah pergi kegelapan itu? Seberapa banyak kita melewati “ke-diri-an” kita? Seberapa sering kita menertawai keterbatasan juga kekejian kita?
Sebagai perenungan atas perjalanan kita, mari kita ajukan pertanyaan besar dalam setiap kita agar kita senantiasa terbimbing dan tertuntun olehNya. Semoga kita semakin mengenal diri kita sendiri yang akan mengantar pada tujuan. Mari kita temukan diri kita masing-masing dari dalam diri kita sendiri.
Semoga kita senantiasa mendapat hidayah dan karunia dari sisi-Nya. Hanya untuk-Nya-lah semua yang dibutuhkan. Amin Allahumma Amin ...
ama | kembangan, 28 mei 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar